Jumat, 04 Januari 2013

Indonesia Yang Tak Seluas Tanah Pertaniannya








Tukang parkir yang kebal aspal, bekerja tanpa sandal, tukang duren melamun dengan tatapan kosong karena terlalu lama dagangannya gak laku dan pengemis renta yang berkeliaran di kampus. Itulah sekelebat gambaran Indonesia yang lupa akan jatidirinya saat ini, lupa akan luasnya hutan, luasnya lautan, dan luasnya tanah persawahan. Mereka sibuk menonton pertunjukan wayang versi cabinet bersatu jilid satu dan dua denagn lakon “SBY diakhir kuasa”, orang-orang terbahak-bahak dan geli menonton berbagai berita pencitraan, gontok-gontokan, korupsi, terorisme dan lainnya. Mengapa begitu, mungkin lakon di kabinet semuanya adalah pelawak namun bertampang pemimpin yang tidak serius dan becus dalam mengurus kepentingan Negara ini. Para pelawak pun mulai resah karena sudah 3 minggu  tidak ada job yang datang karena orang-orang sudah getol memandangi televisinya untuk melihat para lakon cabinet bersandiwara.

Kembali lagi pada soal  Indonesia yang menjadi pikun, apakah ini disebabkan lakon cabinet atau memang Indonesia itu tak seluas tanah pertaniannya, walau demikian saya lebih suka berujar bahwa lakon cabinet membuat masyarakat lupa akan Indonesia yang sesungguhnya, agar mereka bisa mengeruk kekayaan Indonesia secara sengaja tanpa rasa kemanusiaan sedikitpun.
Tukang penjual kerajinan anyaman yang berjualan hingga menginap di emperan jalan dan tidur hanya dengan balutan sarung, tukang mainan gasing tradisional yang terengah-engah dipinggir jalan di payungi terik matahari,penjual karpet yang seharian berkeliling desa dengan memikulnya walau berat tetap dijalaninya, nenek renta tua buruh penggarap tanah sawah milik sang juragan yang  sudah lama tak pernah tersenyum dan gelandangan yang dengan kaki palsunya di pinggir jalan dekat rumah sakit. Semua orang itulah yang seharusnya berada dan menjadi sosok indonesia yang sesungguhnya, mereklah yang tahu persis seluk beluk masalah apa yang sedang dialami Indonesia saat ini, dan mereka juga lah yang tahu caranya menyelesaikan masalah itu. Sampai kapankah kita harus menunggu mereka masuk jadi lakon cabinet, tidak, tidak, tidak…. Bukan itu, tidak mungkin mereka itu hanyalah ilusi. Kita harusnya mulai dari diri sendiri untuk betul-betul kembali menjdi Indonesia yang seutuhnya, Indonesia yang luasnya memang seluas tanah pertaniannya, lautannya dan kedirgantaraannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar