Minggu, 26 Juni 2016

Jika malaikat memiliki perasaan, malaikat punya Logo.

Malaikat punya Logo
Jika malaikat memiliki perasaan dan manusia dengan empat dimensinya. Sejak kecil saya di ajarkan untuk percaya terhadap adanya malaikat yang memiliki beberapa tugas, setiap malaikat memiliki tugasnya masing-masing. Malaikat Jibril memiliki tugas memberikan wahyu, Malaikat Jibril sangat popular di benak saya karena setiap kecil kalau ngaji dan kalau orang tua habis beli makanan dan saya tidak mau membagi makan tersebut maka akan di nasihati dengan menyebutkan bahwa jika tak mau berbagi makanan tersebut maka akan di tanyai sama Malaikat Jibril. Saya yang masih umur terbilang balita dan kecil mengangguk saja untuk mengiyakan pernyataan tersebut dan mulai dari situ saya berbagai dengan kakak saya dan berlanjut dengan teman-teman saya hingga kini ke pada siapa saja ke setiap yang meminta bagiannya. Lucu juga mengingat orang tua mengajarkan sesuatu kata baru yaitu ‘Malaikat’ melalui keseharian saya, dipikir apa hubungannya Malaikat dengan berbagi ? tapi saya bisa menyakini malaikat ya sebab dari keseharian tersebut, lucu. Ada pula Malaikat Mikail yang bertugas untuk membagi rezeki kesemua mahluk yang hidup di alam raya ini dan juga bertugas untuk mengatur perputaran matahari, bulan termasuk bintang. Kayak polisi lalu lintas yah walau ga suka nilang juga, malah kalau ketemu bisa di kasih rizki hehe. Entah itu manusia yang jahat sekalipun Malaikat Mikail tetap memberi rizki-Nya karena memang malaikat tidak memiliki kecerdasan perasaan dan kecerdasan akal malaikat hanya memiliki kecerdasan patuh terhadap maha mengetahui. Jadi biarlah tak perlu kita melabeli orang lain itu jahat atau kafir sebelum kita melihat diri sendiri dahulu. Lanjut, Malaikat Isrofil adalah malaikat yang akan meniupkan sangkakala pada hari akhir atau hari kiamat atau hari kebangkitan, kebangkitan kita dari alam kubur yang lalau dikumpulkan pada padang mahsyar, dulu waktu ngaji suka di ceritain waktu pada  hari kebangkitan itu kita semua telanjang bulat tanpa sehelai benang pun atau tanpa memakai pakaian dan sepertinya kita sudah tidak memikirkan kanan kiri dan depan belakang, yang lain mau telanjang bulat atau ga pakai baju kita sudah diputus rasa nafsu dan birahi kita, yang ada adalah menunggu proses penghisaban setelah kita di kumpulkan di padang mahsyar, lucu juga sih kalau kita mikir pakai logika manusia soal hari akhir karena akal kita tak di program untuk memikirkan hal-hal yang memang adalah sekenario Tuhan jadi biar lah hati ini beriman dengan apa adanya, manusia penuh dengan kebimbangan sebab kepastian hanya milik-Nya. Nah ini Malaikat izroil yaitu malaikat yang bertugas mencabut nyawa, ya nyawa siapa pun sekali pun itu nyawa dari Nabi yang di ceritakan dengan agak sedikit di bumbui oleh logika manusia agar lebih masuk ke manusia, ceritanya ketika Nabi Muhammad SAW mencapai pada sakratul maut malaikta izroil segan untuk mencabut nyawa Nabi, sehingga hanya memerintahkan asistennya untuk perlahan mencabutnya namun pada akhirnya malaikat mengakhiri  keseganan itu karena ia memang harus patuh terhadap perintah-Nya, mungkin seperti itu yang saya ingat dari pelajaran agama waktu kecil soal kemalaikatan, guru ngaji suka membumbui dan membuat ilustrasi keadaan dari tafsir dan hadist ke sebentuk cerita yang berlogika agar kami anak-anak yang polos dan sukanya bermain layang-layang di sawah cukup bisa menerimanya, tak mengapa karena semua itu tentang sebuah cara kreative dari sang guru ngaji, semoga ilmu mu menjadi amal jariyah. Malaikat Mungkar adalah malaikat yang bertugas untuk mennyakan atau menguji dan pemeriksa amal juga menguji keyakinan kita di alam kubur setelah tujuh langkah para pelayat melangkah pergi sehabis mengburkan kita kelak, ceritanya mungkin kalau sekarang sering di umpamakan dengan rasa humor yang bertujuan untuk mengalihkan kita terhadap kesombongan kita terhadap kematian itu sendiri, sebab kita terlalu sombong untuk bisa memahami apakah kita sudah cukup bekal dan amal untuk kelak kita mendapat ujian pertama setelah mencium liang lahat yang dingin senyap itu ? mungkin banyak yang sombong dan juga banyak yang telah berfikir tetapi jarang untuk yang merenungkannya, beberapa pertanyaan yang saya ingat seperti ‘siapa Tuhan mu ?’ kita jawab Tuhan saya Tuhan Allah, ‘siapa Nabi mu ?’ kita jawab Nabi saya Nabi Muhammad SAW, ‘Apa Agama mu ?’ Agama saya Agama Islam, ‘Apa Kitab mu’, kitab saya kitab Al-Quran dan siapakah diri mu ? tentu Muslimin. Oh iya yang juga bertugas menanyai di alam kubur ialah malaikat Nakir yang mungkin sebagai juru tulis dan sebagai pencambuk jika kita menjawab pertanyaan itu salah (berbicara dengan logika). Kemudian malaikat yang hobinya mencatat kebaikan adalah Malaikat Roqib yang kata pak guru ngaji dulu berada di setiap pundak manusia sebelah kanan, kanan karena identic dengan kebaikan (berbiacara dengan logika) lalu kemabran dari Malaikat Roqib adalah Malaikat Atid yang berugas mencatat amal buruk dari setiap manusia dan malaikat ini bertengger di bahu kiri manusia kata guru ngaji dulu seperti itu (berbicara dengan logika), lucu juga karena kalau dengan logika kita berfikri bahwa Malaikat Roqib dan Atid akan memasang 'action cam' di pundak kanan-kiri manusia biar bisa nyatet amal baik dan buruk dari manusia hehe lucu yah logika manusia. Nah ini dia malaikat yang ganteng yatu Malaikat Ridwan yang bertugas menjaga pintu surga atau kuncennya surga kalau orang Jawa memberi gelar seseorang penjaga gunung, apakah surga itu perlu di jaga ? mungkin perlu karena neraka sebelahan sama surga. Kenapa bisa ganteng Malaikat Ridwan tersebut ? sebab teman saya yang bernama Ridwan anak kuliahan di kota kenamaan menjuluki dirinya Ridwan ganteng kok bisa karena memang ibunya suka memanggilnya ganteng dan mengukuhkanyan ganteng dengan sebuah piala Oscar hehe, ngarang juga yah. Dan terkahir adalah Malaikat Malik yang bertugas sebagai kuncennya neraka satu perusahaan sama si Malaikat Ridwan tuh, nah karena seringnya saya mendengar kata Malik yang di sebabkan nama bapak teman saya yang bernama Malik tersebut, karena dulu trennya kalau mau manggil teman itu dengan nama orang tua apa lagi kalau namanya unik bisa setiap ketemu pasti di ledekin dengan nama bapaknya tuh anak, kasihan juga sih tapi yah namanya juga anak-anak nakal maungkin perlu pendidikan orang tua yang lebih baik lagi, ah jadi ngelantur gitu.

Malaikat memiliki perasaan, Jika malaikat memiliki perasaan dan manusia memiliki empat dimensi.
Syarat memiliki perasaan adalah diciptakan oleh-Nya raga yang terbuat dari tanah untuk menyisipkan perasaan dalam ruh, setelah itu sisipkan akal.
Atau ada yang pura-pura jadi manusia ? Pura-pura memiliki perasaan namun faktanya selalu patuh dengan nafsu ! Ia sadar menggenggam perasaan namun ia sembunyikan di bawah bantal agar hidupnya rural.


Jumat, 24 Juni 2016

Shalat Jumatnya tukang becak

Tukang becak yang tak ikut shalat Jumat. Dari kecil hingga sekarang saya kalau di rumah pasti shalat jumat di sebuah masjid di daerah kampung saya yang agak masuk sedikit, masuk gang dari jalan utama atau jalan raya, nah di pinggir jalan raya ada sekitar empat atau tiga becak yang parkir dengan di dalam becaknya tidur-tiduran bapak tukang becak saat peristiwa rutin shalat jumat saya dan bapak saya bersama jamaah lainnya di masjid tersebut. Dari situ saya tertarik untuk berfikir dan merenungkan bahwa kaya miskin itu tidak selalu berkorelasi dengan apa yang kita Imani tetapi dengan apa yang kita lakukan setelah kita iman pada Tuhan kita. Apakah Tuhan kita menjamin kita bisa kaya setelah kita beriman kepada-Nya ? tentu itu adalah Tuhan yang ada dalam logika, Tuhan tidak perlu iman kita Tuhan tidak  perlu kita untuk menyembahnya, karena Tuhan bukan seorang manusia yang gandrung akan popularitas dan ketenaran (duniawi). Manusia beriman atau tidak Tuhan masih tetap ada dan juga tiada dalam kehidupan manusia.
Sedang tidak sempat riset dan hunting foto untuk ilustrasi
Tukang becak tidur saat shalat jumat padahal masjid hanya berjarak sekitar 20 meter, lalu tukang becak lebih memilih ngetem di becaknya dari pada masuk ke masjid. Karena pada dasarnya keimanan itu di hati dan amalan itu perilaku bukan tutur berlalu. Sebab sulit sekali untuk ber-amal karena beriman itu sangatlah intim dan amal itu bukti di dunia ini karena dunia ini memiliki dimensi visual atau fisik, memiliki kanal social dan masyarakat yang di sebabkan adanya raga dan benda. Jika ruh ini telah beriman maka fisik ini perlu beramal sebagai pembuktian, sebagai syarat formal adanya kehidupan duniawi.
Shalat jumat pun selesai dengan rasa kantuk yang amat maka saya membonceng motor bersama bapak saya menuju rumah lalu di rumah saya tak ngantuk lagi karena saya mencoba menulis dan memenuhi beberapa hawa nafsu yang masih normal yaitu keinginan menullis dan berimaji hanya dengan tembok dalam diri ini, tembok yang menghalangi terik matahari menyengat raga ini.

Tak perlu bertanya soal penulis yang masih selalu lemah dalam ber-amal karena konteks tulisan ini bukan untuk membahas baik buruk amal seseorang namun membahas apa yang terjadi dalam shalat jumat antara saya dan bapak saya juga jamaah lainnya di masjid tersebut.

Kamis, 16 Juni 2016

Kolak-kolak senja Eps 1

Poster Kolak-kolak senja ber-quote, Eps 1.
Kolak-kolak senja merupakan sebuah keegoisan dari seorang anak yang ingin selalu menikmati masakan-masakan Ibunya di bulan puasa ataupun bulan-bulan setelahnya karena ketika menemui masakan Ibu tidak berisi semangat ke-Ibuan maka hambarlah makanan tersebut, hambarlah masakan tersebut. Sejatinya penggemar utama masakan Ibu adalah anak-anaknya dan suaminya namun kadang seorang Ibu merasa lelah dan hanya ingin istirahat saja katanya, maka yang ada meja makan kosong perut keroncongan hanya memakan masakan warung yang gitu-gitu saja rasanya. Ah Ibu sudah berpuluh tahun menyiapkan makan dan masakan semua beres di tangannya, kesigapannya menggerus keluhan duniawi. Keluhan manusia yang ingin terus makan dan makan. Lalu siapa yang akan memasak lagi ?

Selasa, 14 Juni 2016

Laptop dan RAM, juga Komputer Petir

'Sikring' listrik yang dadakan meledak
Laptop dan RAM, suatu ketika computer atau PC saya rusak karena kejadian tempo lalu rumah kontrakan saya tersambar petir sehingga ‘sikring’ listrik meledak dan ledakan itu mengakibatkan beberapa kabel terbakar dan ujungnya merusak barang-barang elektronik yang sedang menyala, kebetulan saya sedang baca –baca blog lewat computer, namun bacaan itu berakhir dengan kisah ini yang coba saya tuliskan judul dan isinyanya dalam blog Random saya hehe. Sirna sudah mood terbaik saya untuk mendesain dan menulis blog, karena akses menuju dunia virtual putus seketika dan kaget juga karena ledakan ‘sikring ’ listrik maka saya memutuskan untuk hibernasi sementara.
Ledakan itu terjadi awal bulan puasa setelah shalat maghrib dan saat buka puasa pertama kali di rantau, yah untung tidak sampai terbakar sih tapi ternyata setelah di telusuri keesokan harinya instalasi kelistrikan rumah kontrakan saya itu  kabelnya cuman pake kabel srabut ya jelas kebakar lah kena aliran listrik yang gede gitu, korban lainnya charger hape saya juga rusak karena saya lupa waktu itu masih nancep di terminal listrik setelah charge, dan baru ketahuan chareger rusak pas battery low, putus sudah koneksi ke dunia digital, tak mengapa setidaknya saya bisa mengumpulkan ide-ide tulisan dan desain sembari ber-hibernasi di kampung halaman.

Sabtu, 11 Juni 2016

Rumput tetangga lebih hijau dari rumput kita ?

Pas lagi hunting di sebuah festival kesenian
Rumput tetangga lebih hijau dari rumput kita, sekolah keluar negeri mungkin jadi wah sekali saat ini, melihat kualitas dan fasilitasnya memang support buat mahasiswa bisa belajar serius tapi di samping itu ada beberapa contoh di luar negeri yang kita bisa bandingkan dengan Indonesia. Semisal di Jerman ada tuh yang namanya preman atau skin head kalau di Indonesia ada preman pasar dah, di sana preman ga cuman nyari uang aja tapi emang romansa masa lalau soal ideologi waktu perang gitu sih, lebih bahaya atau cenderung harus berhati-hati kalau mau jalan pulang larut malam gitu. Ada juga yang kena denda usaha karena di Jerman ga daftarin tuh usahanya, ya namanya mahasiswakan suka banyak nyoba-nyoba buka usaha kecil-kecilan, kalau di Indonesia belum jelas peraturan soal buka usahanya dan pajaknya gimana, masih relativ aman kalau belum punya modal banyak terus buka usaha kecil-kecilan kaya rumah makan, distro, atau jasa. Ada juga kalau week end di Jerman itu semua toko tutup, sabtu pun buka setengah hari kalau minggu tutup semua sebab selain untuk menghargai kaum buruh atau pekerja juga buat menghormati orang-orang yang beribadah ke gerja bahkan ini merupakan aturan pemerintah jika tetep buka ya terpaksa kena denda, kecuali udah punya izin dulu dan ada juga soal pengungsi dari Syria yang memang Jerman membuka pintu untuk pengungsi tersebut, sepakat deh kalau soal kemanusiaan gitu, nah tapi ada banyak dampak yang di timbulkan selanjutnya seperti ada nya beberapa titik kota yang mulai ramai padahal sebelumnya sepi trus timbulnya kriminalitas juga bisa saja terjadi karena perbedaan kultur dan tingkat ekonomi namun belum sampai seperti itu sih.

Kamis, 09 Juni 2016

Tiga tugas kece orang tua

Arkananta seorang ponakan
Orang tua ? menjadi pergulatan dalam benak saya akhir-akhir ini, soal bagaimana menjadi orang tua, apa saja sih tugas orang tua, kenapa sih di sebut orang tua ? lalu buat apa kita menjadi orang tua ? selalu banyak yang terpikirkan oleh saya tentang semua jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas. Namun ketika saya berfikir tentang pertanyaan-pertanyaan dan semua jawabannya saya teringat soal orang tua yang memiliki tiga kewajiban setelah orang tua memenuhi bingkai foto keluarganya dengan anak-anaknya, apa saja kewajiban tersebut ? yang pertama adalah mendidik anak-anaknya, yang kedua memberikan nafkah atau kebutuhan pokok sehari-hari dan ketiga adalah mencarikan jodoh yang bermutu dan dengan semua kualifikasinya dalam agama pada masing-masing keluarga.
Saya mau menyoroti soal pendidikannya karena memang keresahan itu muncul tepat pada kata pendidikan, sebab orang tua adalah tonggak dari pendidikan anak-anak kelak, jika orang tua kita tidak pernah mau belajar untuk menjadi orang tua maka siapa yang mau mendidik anak-anak ? sekolah, guru-guru atau orang lain, praktisi parenting ? hmm lalu buat apa kita memiliki anak tetapi tidak mau mendidik anak kita ?
Saya jelaskan bahwa mendidik itu berbeda dengan hanya sekadar akademis semata, maksudnya bahwa orang tua yang mendidik adalah orang tua yang memberi teladan dalam kebaikan dan kebijaksanaan kepada anaknya jika soal akademis itu berupa teori-teori yang mencakup ilmu pengetahuan soal sains dan sejarah.  Saya tegaskan bahwa orang tua adalah sumber utama pendidikan anak yang berarti pendidikan yang mengajarkan cara kita berperilaku sebagai anak, sopan santun sebagai manusia beradab, mengajarkan menjadi manusia yang memiliki empati dan kasih sayang,  itu lah orang tua yang saya maksud sebagai  tonggak kebaikan dan kebijaksanaan. Jika disekolah kita mempelajari sains-sejarah dan keterampilan karena kita telah di ajarkan pondasi dari ilmu-ilmu itu yaitu akhlak mulia kita dari orang tua kita, ilmu-ilmu itu akan bermanfaat dan memiliki makna atau bermakna jika kita talah memiliki pondasi akhlak yang baik yang kita teladani dari orang tua kita sebagai anak.
Bagaimana menjadi orang tua teladan yang di patuhi dan dicintai anaknya ? itu pertanyaan yang mudah kita jawab namun sulit untuk kita realisasikan sebab sebagai orang tua juga memiliki banyak kelemahan dan hanya manusia biasa yang memang jauh dari kata sempurna, oleh maka sebab itu kita se-eloknya terus belajar walau kita telah di sebut sebagai orang tua, belajar hingga liang lahat dan jangan mengartikan belajar seperti sekolah yang memiliki masa kelulusan dan masa pendaftaran murid baru sebab belajar adalah konteks maha luas dari kata ‘Iqra’, kita bisa belajar dari apapun dan siapapun jika kita meniatkannya, jika kita penasaran, jika kita ingin mengetahuinya. Orang tua yang belajar adalah orang tua yang selalu memikirkan bahwa masa lalu dan masa kini memang berubah sehingga orang tua tidak terpaku pada romantisme masa lalu yang mengkultuskan bahwa pendidikan masa lalu pun sanggup mendidik dirinya, namun waktu tak pernah berhenti oleh sebab itu ilmu tak pernah beku dalam satu waktu tapi mengikutinya sampai akhir waktu.
Jika kita kelak menjadi guru atau orang tua lalu melihat di sekolah atau rumah tetangga ada anak yang akhlaknya kurang baik maka lihat pula bagaimana orang tuanya mendidiknya, tak perlu mengkambing hitamkan sekolah atau system pendidikan negeri ini sebab pemerintah hanya memenuhi pengetahuan umum bangsa ini dengan jangka waktu tertentu dan inti dari pengetahuan berasal dari pemaknaan ilmu yang di catut dari akhlak yang mulia, teladan orang tua.

Hubungan dengan tugas orang tua yang memberikan nafkah dan jodoh, sudah jelas bahwa ketika orang tua yang terus belajar dan membuka wawasannya maka bisa menyikapi perkembangan anaknya, kebutuhan materi  dan perkembengan psikologisnya. Jelas ketika berumah tangga penghasilan merupakan jaminan masa depan keluarga, minimal ga ngerepotin tetangga dan sodara sih. Trus untuk masalah jodoh jika pondasi akhlak udah kece maka ga bakalan deh kita denger  dari anak-anak kita kata-kata alien macam ‘Bu aku pengin punya pacar’, ‘Pak beliin motor gede itu dong’, ‘Bu saya mau nikah muda sama dia’, ‘Pak saya mau mobil itu’ dan blab bla bla. . .

Jadi orang tua itu susah-susah gampang karena ada tiga tugas kecenya yaitu mendidik, menafkahi, mencarikan jodoh dan orang tua berperan juga sebagai Teladan-Teman-Konsultan.

Minggu, 05 Juni 2016

Logo lagi, logonya kucing lagi. . .

Tema utamanya adalah hewan yaitu kucing yang saya ambil dari beberapa aktivitas atau tingkah laku kucing yang kadang tidur melulu, kadang suka diajak mainan dan kadang suka lari-larian atau kejar-kejaran gitu. Hubungannya sama kata ‘desain-kreativ’ ya tadi bahwa itu semua proses yang ga cuman butuh inspirasi buat bisa kreativ atau uang muka buat bikin desain tapi butuh juga tidur nyeyak, main-piknik-traveling dan olahraga-olahotak-olahjiwa agar hidup ini seimbang. Boleh sih kerja keras dan profit deras tetapi kalau badan letih-lemas, apalah arti semua itu ? udah gitu aja sih. Warna bisa fleksible sesuai musyawarah mufakat hehe. Monggoh yang mau berkomentar dan mencaci desain saya :3

Suka olahraga-olahotak-olahjiwa

Suka main-piknik-traveling

Suka tidur nyenyak


Jumat, 03 Juni 2016

Opini saya soal pendidikan parenting, katanya jadi orang tua ga ada sekolahnya ?

Anak dusun atas, ketika yang tua belajar ke yang muda.
 Pendidikan parenting itu apa sih ? mahluk apakah itu ? alien dari planet mana sih ?
Mungkin itu yang pertama kali kita pikirkan atau yang saya rasakan untuk akhirnya jatuh cinta pada pendidikan parenting setelah ada dua buku yang saya baca dan masih terus mau baca buku-buku soal pendidikan parenting. Karena saya ketika membaca dan mengulas materi yang ada pada buku-buku pendidikan parenting itu seakan kembali ke masa lalu ketika saya masih kecil, kenapa dulu saya itu seperti itu, kenapa saya dulu kok begitu, bagaimana yah dulu saya bisa seperti itu ? banyak sekali perenungan dan hal-hal yang jadi suatu perlawanan terhadap hal-hal pendidikan parenting yang belum bias memfasilitasi anak-anak dari orang tua yang entah kenapa bisa seperti di tempat-tempat apa lah itu namanya, oh iya namanya ‘rumah’. Rumah bukan lagi seperti yang kita harapkan untuk pendidikan parenting, pendidikan itu telah digantikan oleh mahluk lain seperti kita kenal alien-alien yang mendadak jadi tempat berfokusnya anak-anak kita di dalam rumah yaitu, radio, tv, laptop, computer, cell phone, tablet, game console dan lainnya yang menghabisakan waktu berharga bersama keluarga, sebeneranya yang terjadi pada rumah saya sekarang pun seperti itu, terlalu banyak alien yang masuk ke dalam rumah saya sehingga mengurangi drastic percakapan antar anggota keluarga, itu salah satu factor utamanya saja. Masih ada factor lain yang bisa di identifikasikan.
Lalu apakah itu pendidikan parenting ? apakah ada sekolahnya ? bagaimana orang tua bisa menjadi orang tua ?
Hmm pendidikan parenting itu sebenarnya cara kita atau orang tua untuk bisa menjadikan anak-anaknya benar-benar menjadi dirinya atau membantu menemukan jati diri dari seorang anak melalui kasih sayang dan kelembutan cinta orang tua. Namun terlalu absurd jika kita bicara melalui rasa yang sekarang sudah susah untuk kita nampakan karena pengaruh alien yang memasuki rumah-rumah kita tadi. Idealnya menjadi orang tua itu lebih banyak membaca dan berdiskusi soal pendidikan parenting atau bagaimana cara mendidik anak sih, tetapi budaya literasi belum bisa menyeluruh dalam masyarakat kita dan seperti utopia jika kita berbicara pemerataan dan keseimbangan di semua lini. Tetapi optimis selalu ada karena itu salah satu cabang harapan yang terus di perlobakan dalam olimpiade kehidupan manusia. Jadi teruslah raih medali optimisme agar kita bisa terus berharap untuk bisa memeratakan negeri ini sesuai keunikan dan karakteristiknya, seperti juga anak-anak bangasa ini yang unik dan berkarakter berbeda-beda.
Kalau ada orang Tanya kamu kok bacaannya buku-buku parenting sih ? mau nikah muda yah ? emm engga juga sih ini hobi aja biar nanti bisa cerita ke anak cucu dan ceritanya keren-keren dan juga mendidik hehe, jawaban ngawur saya ketika ada yang sok usil nanya-nanya begitu. Sebenarnya pendidikan parenting atau bagaimana menjadi orang tua itu tidak lah ada sekolahnya, yang di maksud adalah ketika kita bingung menjadi orang tua apakah kita bisa bertanya pada seorang guru atau dosen atau ahli yang benar-benar terpercaya ? mungkin ada mungkin tidak karena kehidupan dan masalah seseorang yang di hadapi itu cuku relative berbeda kadang juga relative sama, terlalau dinamis jika kita menyarankan satu hal yang sama atau menyarankan hal berbeda walau itu mirip-mirip prmasalahannya.
Namun pendidikan parenting itu penting sebab potensi emas anak itu memang suatu keajaiban yang percuma jika kita tidak bisa menguliknya dan mengarahkannya menjadi pohon yang tumbuh sempurna dan berbuah juga. Ibarat pohon mangga maka seharusnya kita berharap berbuah mangga, salah persepsi jika kita berharap berbuah rambutan, menyalahi kodrat-Nya. Anak-anak kita juga seperti itu seperti pohon yang memang memiliki kodrat yang sudah di anugrahkan kepada setiap anak, apakah anak itu pelukis, pebisnis, presiden itulah tugas kita sebagai orang tua untuk menguak setitik misteri itu, bukan mengganti misteri tersebut manjadi alasan pratktis-ekonomis demi memenuhi kebutuhan sehari-hari maka pendidikan bukan lah menjadi perhatian utama. Seperti itu dulu opini atau argument ngawur saya, karena masih belajar dan masih perlu banyak membaca yang diselingi diskusi alot di forum-forum warkop ataupun portal diskusi online, pokoknya Iqra deh.

Kamis, 02 Juni 2016

Postcolonial, antara adanya timur dan barat. (Part III)



Candi Sambi Sari


Hubungan antara Orientalisme dan Postkolonialisme

Postkolonialisme substansinya adalah  mempermasalahkan atau mengkritik faham orientalisme Barat, yakni tentang perspektif Barat dalam memandang Timur, beserta implikasi negatifnya.
Tujuan pendekatan postkolonial
Memberikan dasar pemahaman kepada bangsa-bangsa Timur untuk menyamakan bahasa dalam membicarakan seluruh sejarah kebudayaannya sebagai dampak lanjutan atas imperialisme, yang ternyata sebagai sebuah kisah epik tentang penghancuran besar-besaran, dan karenanya perlu digugat dan diperjuangkan.
Dampak Negatif Hegemoni Orientalisme
Bangsa Indonesia tetap sebagai bangsa yang kalah dan menjadi korban penjajahan di era sesudah penjajahan, sehingga juga tetap kehilangan hakikat identitas dan otentisitas kulturalnya atau mengalami krisis identitas keindonesiaannya. Akibat dahsyatnya konstruksi orientalisme Barat, sampai-sampai bahwa tak seorang pun bisa berfikir dan bertindak, tanpa pengaruh dari orientalisme Barat. Seolah tak ada sistem pranata budaya sekecil apa pun di negeri ini, baik di tingkat ideofact, sociofact, maupun artifact, yang bisa ditarik jaraknya, meski hanya beberapa inci saja, dari situs pengaruh hegemonik peradaban Barat. Barat, seolah telah menjadi sebuah ‘kutukan’ obsesi, yang melebihi akan hasrat dan keinginan apa pun, dalam proses kinerja kulturasi di negeri dan bangsa di era modern dan postmodern kini. Akibatnya, secara nirsadar tampak bangsa ini kehilangan hakikat harkat dan martabat identitas akar karakter kediriannya dan  kehilangan risalah asal-usul, sangkan paraning dumadi kulturalnya.
Tentang Para Pembelajar dari Timur dan Barat
1.       Orang Barat yang datang ke Timur untuk belajar, akan menghasilkan karya ilmiah yang detail tentang aspek-aspek peradaban Timur. Sedangkan orang Timur yang datang dan belajar ke Barat, kebanyakan akan menghasilkan karya ilmiah yang detail tentang aspek-aspek peradabannya sendiri dengan framework peradaban Barat.
2.       Orang Barat yang datang ke Timur untuk belajar, akan menghasilkan pandangan-pandangan yang kritis tentang aspek-aspek peradaban Timur. Bukan itu saja, pengetahuan kritis itu pun digunakan sebagai alat pengambil keputusan agar Barat lebih dalam lagi mempengaruhi hajat peradaban Timur. Sedangkan orang Timur yang datang ke Barat untuk belajar, kebanyakan menghasilkan pandangan-pandangan kritis tentang dirinya sendiri, dan malahan ikut membantu Barat mengubah aspek-aspek peradaban Timur sesuai arus dari Barat.
3.       Orang Barat yang datang belajar ke Timur sedikit banyak menyerap kebiasaan hidup orang Timur sebagai pleasure, kesenangan, namun sebagian besar aspek kepribadiannya tetaplah Barat. Sedangkan orang Timur yang datang belajar ke Barat, tidak sedikit yang menyerap kebiasaan hidup Barat sebagai character building, pembangunan kepribadian yang dianggap menuju arah yang lebih positif. Makan tetap tempe, tapi cara berpikir lebih suka ke-barat-baratan.

Implikasi Kultural Keindonesiaan, Indonesia sampai hari ini masih tetap berada dalam kondisi keterjajahan oleh Barat, baik lingkungan, kebudayaan, bahkan manusianya.
Keterjajahan di bidang ekonomi,
Pasal 33 UUD 1945, yang berbunyi:
                Bumi, air, dan seluruh kekayaan alam Indonesia dikuasai oleh negara, dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Diubah menjadi:
                 Bumi, air, dan seluruh kekayaan alam Indonesia dikuasai oleh negara, dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat Barat (Eropa & Amerika).

Sumber ilmu berasal dari slide show seorang Pak Dosen.






Postcolonial, antara adanya timur dan barat. (Part II)


Sejarah Teori Postkolonial, yuk kita mulai dari sejarahnya.

Lahir di Barat (Amerika), terutama semenjak terbitnya buku Orientalism pada tahun 1979 oleh Edward W. Said, yang kemudian disusul dengan sejumlah buku lainnya. Ia keturunan Palestina yang dilahirkan pada 1 November 1935 dan meninggal dunia di New York, pada tanggal 25 September 2003, dalam usia 67 tahun. Ia profesor dalam bidang English and Comparative Literature di Columbia University, Amerika Serikat.

Edward W. Said
Selain Edward W. Said, juga ada dua tokoh lainnya, yakni: Homi K. Bhabha dan Gayatri C. Spivak (dari India), yang ketiganya disebut sebagai ‘The Holy Trinity of Colonial Discourse Analysis’.

Homi K. Bhabha

Lahir 1949, Mumbai, India. Mengajar di Harvard University (Amerika Serikat). Karya utamanya, The Location of Culture.

Gayatri Chakravorty Spivak

Lahir di Calcuta India, 1942. Mengajar di Columbia University Amerika Serikat. Karyanya yang terkenal: “Can the Subaltern Speak?".

Substansi teori postkolonial adalah merupakan strategi teoretis dan kritis yang digunakan untuk meneliti pelbagai kebudayaan yang ada di bekas koloni negara-negara jajahan Barat, yang didasarkan pada fakta historis kolonialisme dan aneka dampak negatif yang ditimbulkannya, misalnya dalam wujud eksploitasi, marginalisasi, dan rasialisasi, beserta kemungkinan politik strategis jalan keluarnya. Jadi postcolonial itu mengurusi soal dampaknya dari penjajahan terutama dampak negative kaya eksploitasi, marginalisasi dan rasialisasi. Dan kadang kalau yang baik itu di carikan pemecahan masalahnya atau solusinya gitu sih.
Lalu ada orientalisme apa itu, mahkluk apa lagi itu alien kah ? jandi gini, orientalisme adalah faham yang dikembangkan oleh pemikiran Barat, yang berisi tentang segala gagasan terkait dengan pembagian dunia menjadi dua wilayah besar, yakni Timur dan Barat, di mana Timur cenderung dimaknai lebih rendah dibanding Barat. Paham atau idelisme barat yang berisi politik geografis antara barat dan timur, dan jelas barat lebih baik di banding timur, yah namanya juga politik untuk menjajah. Siapa Pelaku Orientalisme ? Melibatkan semua stake holder utama dalam peradaban barat, misalnya filsuf atau ilmuwan di semua bidang, politikus, penyair, dan lain sebagainya. Mantan kamu juga bisa jadi agen spionasenya pelaku orientalisme lohh hehe.
Di tangan para orientalis inilah, Timur menjadi sebentuk panggung yang didirikan di hadapan Barat. Di sinilah repertoar Barat dikukuhkan, dengan serangkaian oposisi binernya, yakni Barat adalah maju, pintar hebat, dan superior, sedangkan Timur adalah sebaliknya: dianggap terbelakang, bodoh, inferior, dan bahkan amat menjijikkan. Piye kalau kita di gituin bro ? Oleh karena itu label tentang  ‘Timur’ yang cenderung negatif itu, bukanlah suatu kenyataan yang asli dan alami. ‘Timur’ tidak ada begitu saja, seperti halnya ‘Barat’. ‘Timur’ adalah diciptakan oleh Barat.
Sebenarnya tujuan orientalisme itu apa sih ? Melestarikan politik penguasaan dan penjajahan oleh Barat terhadap Timur, baik terkait dengan kekayaan alam, kebudayaan, bahkan sampai pada kemanusiaannya. Melanjutkan cita-cita kolonisasi dengan  jargon: glory, gold, gospel (kejayaan, kekayaan, keagamaan).




Postcolonial, antara adanya timur dan barat.



Postkolonialisme ? ada yang tahu itu mahkluk apaan ?
Hmm saya juga baru dengar nih gaes, tapi menarik nih pas saya dengar-dengar ceritanya.
Jadi gini postkolonialisme itu katanya kajian soal fenomena penjajahan yang terjadi di era sesudah penjajahan. Loh kok ada penjajahan padahal udah merdeka udah ga jamannya perang ngelawan “walanda” ? ini aneh banget absurd, eitss nanti dulu gaes ini baru awalan aja, nih ceritanya.
Postkolnialisme itu gini nih, kajian tentang penjajahan model baru (new imperialism) yang terjadi mulai abad ke-20 sampai sekarang, yang dialami bangsa-bangsa Timur, oleh Barat. Modus operasinya dengan menggunakan media yang utama adalah dengan kekuatan ilmu pengetahuan dan kebudayaan (bersifat persuasif). Itu copas dari slide shownya si pak dosen saya haha, bahasanya formal banget yak haha. Jadi melalui ilmu pengetahuan dan budaya orang-orang “walanda” bikin istilah Timur dan Barat atau bisa di sebut politik geografis yang mana timur identik dengan keterbelakangan dan kemiskinan lalu barat adalah segala sumber kebenaran dan ilmu pengetahuan juga budaya yang maju. Asik yak cara mereka main perang-perangannya hehe, ga main fisik tapi mainnya telepati lewat politik geografis atau ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Colonel kretek dan jenderal putihan

save ilustrasi untuk ikut berkampanye
Di sebuah kuil di lembah terpencil jenderal putihan menyuruh ajudannya untuk memanggil colonel kretek agar segera mendarat ke lembah untuk menemuinya di kuil tersebut, karena ada sesuatu yang ingin di obrolkan terkait hari penting kemarin dan besok-besok yang akan datang, seminggu setelahnya colonel kretek hadir dengan tergesa-gesa sebab ia berlarian dan menunggang segala macam kendaraan dengan menyamar menjadi seekor nyamuk dan menyamar sebagai dirinya sendiri. Jenderal putihan bertanya apakah tidak ada kendaran tercepat dalam pasukan tempur mu itu ? colonel kretek asal menjawab, yah namanya atasan kan biar keren saya pakai saja nih kedua kaki, itung-itung lari marathon bro jendral. Jenderal menanggapi, lu sih sok-sokan ngebelain bawahan lu yang pada korup. Colonel menjawab, lah situ juga yang njrumusin tuh bawahan pada korup bro. jenderal, eh iya yah.

Lalu obrolan pun di mulai :

Jenderal putihan : sampai kapan kamu mau mempertahankan dalih menyelamatkan pasukan kretek mu yang mulai absurd masa depannya ?

Colonel kretek : ya lu sih ga ngasih gue kesempatan buat perluasan lahan dan pasar !

Jenderal putihan : ini nih, kan lu gue suruh masuk jajaran jenderal malah mangkir pas dilantik ya gue ga kasih jatah di sini, jadi susah kan sekarang. . . 

Colonel kretek : bukannya gue gak mau tapi kalau ga ada yang pura-pura cinta ma kretek siapa yang menutupi industry lu yang mulai kolapse juga, apa tuh sebutannya ? gue lupa. . .
Jenderal putihan : sunset industry ???

Colonel kretek : nah iya itu maksud gue, ini gue rela susah-susah nimbrung ma pasukan kretek biar keren aja masih ada yang dukung nih pada.

Jenderal putihan : iya gue tahu maksud lu, lu minta gue bagi-bagi hasil kan ? gampang itu lah tapi ni industry kan juga udah senja kondisinya, yang gue pikir bikin apa lagi yah setelah semua ini rampungan ?

Colonel kretek : ah elu gitu aja bingung, ni tempat kan katanya kaya dan luas tinggal pilih aja apa yang cocok beres kan ?

Jenderal putihan : kongkritnya dong ?

Colonel kretek : yah apa yah belum kepikiran apa sih kongkritnya, pokoknya gampang deh selama tuh pasukan-pasukan bisa kita bohongin dan kita adu domba itu jurus ampuh bikin bisnis baru di tempat ni.

Jenderal putihan : okeh lah itu bisa diatur, sekarang kita sesap dulu nih sebungkus buat lu dari pabrik gue.
Colonel kretek : okeh gue juga bawa satu pack nih dari rumah gue, mari ibadah sesap di mulai.

Jenderal putihan : okeh syipp. . .

Itulah percakapan absurd dua mahluk alien atau entah mahluk apa saya kurang bisa menceritakan lewat kata-kata haha. Kenapa pula saya mulai tulisan ini dengan percakapan itu ? pengin aja sih sekali-kali bikin dialog absurd biar agak beda sedikit, sedikit gendut ga masalah lah yah haha.
Kemarin-kemarin ada sebuah forum diskusi soal rokok lewat media social yang pada kesimpulannya ada dua kubu yang mendukung masing-masing kubu, ya iya lah. Nah kubu itu adalah  yang pertama menolak segala jenis industry rokok entah itu yang kapitalis atau rumahan dan yang satunya masih mentolerir industry rook rumahan dengan dalih bahwa itu kearifan local. Cukup menarik memiliki dua pola pikir yang bersebrangan dalam satu pikiran nih, jadi kaya punya dua kepribadian gitu, saya mencoba meresapinya yang salah itu rokoknya atau orangnya sih ? kalau kata simbah sih cinta itu ga mendatangkan kebahagiaan tetapi kebahagiaan yang mendatangkan cinta nah berarti orangnya yang bikin industry rokok itu sudah keterlaluan dalam memperkaya dirinya dengan menyisihkan tembakau local dan mengantinya dengan tembakau impor dari brazil dan chinah. Lalu lemahnya regulasi dalam peraturan pendistribusian rokok, masa warung deket sekolah dengan bebasnya menjual rokok ke anak-anak sekolah, lah ini uang punya orang tua malah dijajanin buat beli rokok, edan. Guru-guru jadi panutan juga rokok seenak wudel di lingkungan sekolah lah ya muridnya juga ngerokok di luar sekolah juga akhirnya. Boleh lah yang mendukung rokok kretek sebagai warisan budaya local dan juga sebagai symbol perlawanan terhadap kolonialisme dahulu itu, namun sangat disayangkan jika ini membuat candu dan anak-anak terampas kesehatannya karena gandrung terhadap tembakau, ini yang saya kritik. Silahkan melakukan penelitian tentang tembakau, meneliti soal khasiat tembakau tapi jangan sampai ini di jadikan dalih bahwa merokok itu adalah hal yang tidak mengancam masa depan anak-anak bangsa karena terkena candunya sehingga mereka tidak lagi termotivasi untuk serius belajar atau sekadar untuk masuk kelas mereka jadi sungkan. Jika memang masih ingin melegalkan rokok ya mbok di perketat tuh peraturan, udah jelas rokok itu berlabel 18+ tapi bocah balita udah pada ngisep rokok apa itu mewariskan budaya perlawanan terhadap kolonialisme ? malah kita yang sedang di jajah secara mental gaes. Ayolah lihat lagi dengan jernih. Sudah cukup simbah saya yang kena penyakit komplikasi karena rokok entah itu putihan dan kretek sami mawon bikin orang bengek juga bikin paru-paru busuk, sharusnya saya masih bisa bercakap-cakap dengan simbah tetapi karena candu rokok yah mau gimana lagi penyakit komplikasi ngeroyok dan wasalam. Dulu saya juga mencoba untuk merokok selama tiga bulan lebih, semua rokok saya coba mulai dari rokok putihan, lintingan dan customan juga pernah tapi rasanya hampa-hampa aja tuh, tiga bulan lebih loh dan setiap dua hari sekali saya beli sebungkus kadang habis langsung kadang saya kasih ke temen, duit ludes jadi asep doang. Mau jajan bakpau ga bisa deh. Hah yah begitulah hidup kadang ada pro ada kontra tapi bagaimana kita menanggapinya itu lah kebijaksanaan kita. Kita tidak bisa mengubah seseorang menjadi seperti yang kita inginkan namun kita bisa mengubah orang menjadi dirinya yang sesungguhnya, itu sih hakikat pendidikan.


silahkan save ilustrasi untuk ikut berkampanye

silahkan save ilustrasi untuk ikut berkampanye

silahkan save ilustrasi untuk ikut berkampanye


Terimakasih yang telah mendukung saya dan yang tidak juga karena tanpa kalian saya hanya butiran upil hehe. . . yuk berkampanye lewat sosmed soal rokok dan industrinya. . .caw. . .