save ilustrasi untuk ikut berkampanye |
Lalu obrolan pun di mulai :
Jenderal putihan : sampai kapan kamu mau mempertahankan
dalih menyelamatkan pasukan kretek mu yang mulai absurd masa depannya ?
Colonel kretek : ya lu sih ga ngasih gue kesempatan buat
perluasan lahan dan pasar !
Jenderal putihan : ini nih, kan lu gue suruh masuk jajaran
jenderal malah mangkir pas dilantik ya gue ga kasih jatah di sini, jadi susah
kan sekarang. . .
Colonel kretek : bukannya gue gak mau tapi kalau ga ada yang
pura-pura cinta ma kretek siapa yang menutupi industry lu yang mulai kolapse
juga, apa tuh sebutannya ? gue lupa. . .
Jenderal putihan : sunset industry ???
Colonel kretek : nah iya itu maksud gue, ini gue rela susah-susah
nimbrung ma pasukan kretek biar keren aja masih ada yang dukung nih pada.
Jenderal putihan : iya gue tahu maksud lu, lu minta gue
bagi-bagi hasil kan ? gampang itu lah tapi ni industry kan juga udah senja
kondisinya, yang gue pikir bikin apa lagi yah setelah semua ini rampungan ?
Colonel kretek : ah elu gitu aja bingung, ni tempat kan
katanya kaya dan luas tinggal pilih aja apa yang cocok beres kan ?
Jenderal putihan : kongkritnya dong ?
Colonel kretek : yah apa yah belum kepikiran apa sih
kongkritnya, pokoknya gampang deh selama tuh pasukan-pasukan bisa kita bohongin
dan kita adu domba itu jurus ampuh bikin bisnis baru di tempat ni.
Jenderal putihan : okeh lah itu bisa diatur, sekarang kita
sesap dulu nih sebungkus buat lu dari pabrik gue.
Colonel kretek : okeh gue juga bawa satu pack nih dari rumah
gue, mari ibadah sesap di mulai.
Jenderal putihan : okeh syipp. . .
Itulah percakapan absurd dua mahluk alien atau entah mahluk
apa saya kurang bisa menceritakan lewat kata-kata haha. Kenapa pula saya mulai
tulisan ini dengan percakapan itu ? pengin aja sih sekali-kali bikin dialog
absurd biar agak beda sedikit, sedikit gendut ga masalah lah yah haha.
Kemarin-kemarin ada sebuah forum diskusi soal rokok lewat
media social yang pada kesimpulannya ada dua kubu yang mendukung masing-masing
kubu, ya iya lah. Nah kubu itu adalah yang
pertama menolak segala jenis industry rokok entah itu yang kapitalis atau
rumahan dan yang satunya masih mentolerir industry rook rumahan dengan dalih
bahwa itu kearifan local. Cukup menarik memiliki dua pola pikir yang
bersebrangan dalam satu pikiran nih, jadi kaya punya dua kepribadian gitu, saya
mencoba meresapinya yang salah itu rokoknya atau orangnya sih ? kalau kata
simbah sih cinta itu ga mendatangkan kebahagiaan tetapi kebahagiaan yang
mendatangkan cinta nah berarti orangnya yang bikin industry rokok itu sudah
keterlaluan dalam memperkaya dirinya dengan menyisihkan tembakau local dan
mengantinya dengan tembakau impor dari brazil dan chinah. Lalu lemahnya
regulasi dalam peraturan pendistribusian rokok, masa warung deket sekolah
dengan bebasnya menjual rokok ke anak-anak sekolah, lah ini uang punya orang
tua malah dijajanin buat beli rokok, edan. Guru-guru jadi panutan juga rokok
seenak wudel di lingkungan sekolah lah ya muridnya juga ngerokok di luar
sekolah juga akhirnya. Boleh lah yang mendukung rokok kretek sebagai warisan
budaya local dan juga sebagai symbol perlawanan terhadap kolonialisme dahulu
itu, namun sangat disayangkan jika ini membuat candu dan anak-anak terampas
kesehatannya karena gandrung terhadap tembakau, ini yang saya kritik. Silahkan
melakukan penelitian tentang tembakau, meneliti soal khasiat tembakau tapi
jangan sampai ini di jadikan dalih bahwa merokok itu adalah hal yang tidak
mengancam masa depan anak-anak bangsa karena terkena candunya sehingga mereka
tidak lagi termotivasi untuk serius belajar atau sekadar untuk masuk kelas
mereka jadi sungkan. Jika memang masih ingin melegalkan rokok ya mbok di
perketat tuh peraturan, udah jelas rokok itu berlabel 18+ tapi bocah balita
udah pada ngisep rokok apa itu mewariskan budaya perlawanan terhadap
kolonialisme ? malah kita yang sedang di jajah secara mental gaes. Ayolah lihat
lagi dengan jernih. Sudah cukup simbah saya yang kena penyakit komplikasi
karena rokok entah itu putihan dan kretek sami mawon bikin orang bengek juga
bikin paru-paru busuk, sharusnya saya masih bisa bercakap-cakap dengan simbah
tetapi karena candu rokok yah mau gimana lagi penyakit komplikasi ngeroyok dan
wasalam. Dulu saya juga mencoba untuk merokok selama tiga bulan lebih, semua
rokok saya coba mulai dari rokok putihan, lintingan dan customan juga pernah
tapi rasanya hampa-hampa aja tuh, tiga bulan lebih loh dan setiap dua hari
sekali saya beli sebungkus kadang habis langsung kadang saya kasih ke temen,
duit ludes jadi asep doang. Mau jajan bakpau ga bisa deh. Hah yah begitulah
hidup kadang ada pro ada kontra tapi bagaimana kita menanggapinya itu lah
kebijaksanaan kita. Kita tidak bisa mengubah seseorang menjadi seperti yang
kita inginkan namun kita bisa mengubah orang menjadi dirinya yang sesungguhnya,
itu sih hakikat pendidikan.
silahkan save ilustrasi untuk ikut berkampanye |
silahkan save ilustrasi untuk ikut berkampanye |
silahkan save ilustrasi untuk ikut berkampanye |
Terimakasih yang telah mendukung saya dan yang tidak juga karena tanpa kalian saya hanya butiran upil hehe. . . yuk berkampanye lewat sosmed soal rokok dan industrinya. . .caw. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar