Candi Sambi Sari |
Hubungan antara Orientalisme dan Postkolonialisme
Postkolonialisme substansinya adalah mempermasalahkan atau mengkritik faham
orientalisme Barat, yakni tentang perspektif Barat dalam memandang Timur,
beserta implikasi negatifnya.
Tujuan pendekatan
postkolonial
Memberikan dasar
pemahaman kepada bangsa-bangsa Timur untuk menyamakan bahasa dalam membicarakan seluruh sejarah kebudayaannya
sebagai dampak lanjutan atas imperialisme, yang ternyata sebagai sebuah kisah epik tentang penghancuran besar-besaran, dan
karenanya perlu digugat dan diperjuangkan.
Dampak Negatif Hegemoni Orientalisme
Bangsa Indonesia
tetap sebagai bangsa yang kalah dan menjadi korban penjajahan di era sesudah
penjajahan, sehingga juga tetap kehilangan hakikat identitas dan otentisitas
kulturalnya atau mengalami krisis identitas keindonesiaannya. Akibat
dahsyatnya konstruksi orientalisme Barat, sampai-sampai bahwa tak
seorang pun bisa berfikir dan bertindak, tanpa pengaruh dari orientalisme
Barat. Seolah
tak ada sistem pranata budaya sekecil
apa pun di negeri ini, baik di tingkat ideofact, sociofact,
maupun artifact, yang bisa ditarik jaraknya, meski hanya beberapa inci
saja, dari situs pengaruh hegemonik peradaban Barat. Barat, seolah telah
menjadi sebuah ‘kutukan’ obsesi, yang melebihi akan hasrat dan keinginan apa
pun, dalam proses kinerja kulturasi di negeri dan bangsa di era modern dan
postmodern kini. Akibatnya, secara
nirsadar tampak bangsa ini kehilangan hakikat harkat dan martabat identitas
akar karakter kediriannya dan kehilangan
risalah asal-usul, sangkan paraning dumadi kulturalnya.
Tentang Para Pembelajar dari Timur dan Barat
1.
Orang
Barat yang datang ke Timur untuk belajar, akan menghasilkan karya ilmiah yang
detail tentang aspek-aspek peradaban Timur. Sedangkan orang Timur yang datang
dan belajar ke Barat, kebanyakan akan menghasilkan karya ilmiah yang detail
tentang aspek-aspek peradabannya sendiri dengan framework peradaban
Barat.
2.
Orang Barat yang datang ke Timur untuk belajar,
akan menghasilkan pandangan-pandangan yang kritis tentang aspek-aspek peradaban
Timur. Bukan itu saja, pengetahuan kritis itu pun digunakan sebagai alat
pengambil keputusan agar Barat lebih dalam lagi mempengaruhi hajat peradaban
Timur. Sedangkan orang Timur yang datang ke Barat untuk belajar, kebanyakan
menghasilkan pandangan-pandangan kritis tentang dirinya sendiri, dan malahan
ikut membantu Barat mengubah aspek-aspek peradaban Timur sesuai arus dari
Barat.
3.
Orang Barat yang datang belajar ke Timur
sedikit banyak menyerap kebiasaan hidup orang Timur sebagai pleasure, kesenangan,
namun sebagian besar aspek kepribadiannya tetaplah Barat. Sedangkan orang Timur
yang datang belajar ke Barat, tidak sedikit yang menyerap kebiasaan hidup Barat
sebagai character building, pembangunan kepribadian yang dianggap menuju
arah yang lebih positif. Makan tetap tempe, tapi cara berpikir lebih suka
ke-barat-baratan.
Implikasi Kultural Keindonesiaan, Indonesia sampai hari ini
masih tetap berada dalam kondisi keterjajahan oleh Barat, baik lingkungan,
kebudayaan, bahkan manusianya.
Keterjajahan
di bidang ekonomi,
Pasal 33 UUD 1945, yang berbunyi:
Bumi,
air, dan seluruh kekayaan alam Indonesia dikuasai oleh negara, dan dipergunakan
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Diubah menjadi:
Bumi, air, dan seluruh kekayaan alam Indonesia
dikuasai oleh negara, dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat
Barat (Eropa & Amerika).
Sumber ilmu berasal dari slide show seorang Pak Dosen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar