Kamis, 09 Juni 2016

Tiga tugas kece orang tua

Arkananta seorang ponakan
Orang tua ? menjadi pergulatan dalam benak saya akhir-akhir ini, soal bagaimana menjadi orang tua, apa saja sih tugas orang tua, kenapa sih di sebut orang tua ? lalu buat apa kita menjadi orang tua ? selalu banyak yang terpikirkan oleh saya tentang semua jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas. Namun ketika saya berfikir tentang pertanyaan-pertanyaan dan semua jawabannya saya teringat soal orang tua yang memiliki tiga kewajiban setelah orang tua memenuhi bingkai foto keluarganya dengan anak-anaknya, apa saja kewajiban tersebut ? yang pertama adalah mendidik anak-anaknya, yang kedua memberikan nafkah atau kebutuhan pokok sehari-hari dan ketiga adalah mencarikan jodoh yang bermutu dan dengan semua kualifikasinya dalam agama pada masing-masing keluarga.
Saya mau menyoroti soal pendidikannya karena memang keresahan itu muncul tepat pada kata pendidikan, sebab orang tua adalah tonggak dari pendidikan anak-anak kelak, jika orang tua kita tidak pernah mau belajar untuk menjadi orang tua maka siapa yang mau mendidik anak-anak ? sekolah, guru-guru atau orang lain, praktisi parenting ? hmm lalu buat apa kita memiliki anak tetapi tidak mau mendidik anak kita ?
Saya jelaskan bahwa mendidik itu berbeda dengan hanya sekadar akademis semata, maksudnya bahwa orang tua yang mendidik adalah orang tua yang memberi teladan dalam kebaikan dan kebijaksanaan kepada anaknya jika soal akademis itu berupa teori-teori yang mencakup ilmu pengetahuan soal sains dan sejarah.  Saya tegaskan bahwa orang tua adalah sumber utama pendidikan anak yang berarti pendidikan yang mengajarkan cara kita berperilaku sebagai anak, sopan santun sebagai manusia beradab, mengajarkan menjadi manusia yang memiliki empati dan kasih sayang,  itu lah orang tua yang saya maksud sebagai  tonggak kebaikan dan kebijaksanaan. Jika disekolah kita mempelajari sains-sejarah dan keterampilan karena kita telah di ajarkan pondasi dari ilmu-ilmu itu yaitu akhlak mulia kita dari orang tua kita, ilmu-ilmu itu akan bermanfaat dan memiliki makna atau bermakna jika kita talah memiliki pondasi akhlak yang baik yang kita teladani dari orang tua kita sebagai anak.
Bagaimana menjadi orang tua teladan yang di patuhi dan dicintai anaknya ? itu pertanyaan yang mudah kita jawab namun sulit untuk kita realisasikan sebab sebagai orang tua juga memiliki banyak kelemahan dan hanya manusia biasa yang memang jauh dari kata sempurna, oleh maka sebab itu kita se-eloknya terus belajar walau kita telah di sebut sebagai orang tua, belajar hingga liang lahat dan jangan mengartikan belajar seperti sekolah yang memiliki masa kelulusan dan masa pendaftaran murid baru sebab belajar adalah konteks maha luas dari kata ‘Iqra’, kita bisa belajar dari apapun dan siapapun jika kita meniatkannya, jika kita penasaran, jika kita ingin mengetahuinya. Orang tua yang belajar adalah orang tua yang selalu memikirkan bahwa masa lalu dan masa kini memang berubah sehingga orang tua tidak terpaku pada romantisme masa lalu yang mengkultuskan bahwa pendidikan masa lalu pun sanggup mendidik dirinya, namun waktu tak pernah berhenti oleh sebab itu ilmu tak pernah beku dalam satu waktu tapi mengikutinya sampai akhir waktu.
Jika kita kelak menjadi guru atau orang tua lalu melihat di sekolah atau rumah tetangga ada anak yang akhlaknya kurang baik maka lihat pula bagaimana orang tuanya mendidiknya, tak perlu mengkambing hitamkan sekolah atau system pendidikan negeri ini sebab pemerintah hanya memenuhi pengetahuan umum bangsa ini dengan jangka waktu tertentu dan inti dari pengetahuan berasal dari pemaknaan ilmu yang di catut dari akhlak yang mulia, teladan orang tua.

Hubungan dengan tugas orang tua yang memberikan nafkah dan jodoh, sudah jelas bahwa ketika orang tua yang terus belajar dan membuka wawasannya maka bisa menyikapi perkembangan anaknya, kebutuhan materi  dan perkembengan psikologisnya. Jelas ketika berumah tangga penghasilan merupakan jaminan masa depan keluarga, minimal ga ngerepotin tetangga dan sodara sih. Trus untuk masalah jodoh jika pondasi akhlak udah kece maka ga bakalan deh kita denger  dari anak-anak kita kata-kata alien macam ‘Bu aku pengin punya pacar’, ‘Pak beliin motor gede itu dong’, ‘Bu saya mau nikah muda sama dia’, ‘Pak saya mau mobil itu’ dan blab bla bla. . .

Jadi orang tua itu susah-susah gampang karena ada tiga tugas kecenya yaitu mendidik, menafkahi, mencarikan jodoh dan orang tua berperan juga sebagai Teladan-Teman-Konsultan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar