Sejarah Teori Postkolonial, yuk kita mulai dari sejarahnya.
Lahir di Barat (Amerika), terutama semenjak terbitnya buku Orientalism
pada tahun 1979 oleh Edward W. Said, yang kemudian disusul dengan sejumlah buku
lainnya. Ia keturunan Palestina yang dilahirkan pada 1
November 1935 dan meninggal
dunia di New York, pada tanggal 25 September
2003, dalam usia 67 tahun. Ia
profesor dalam bidang English and
Comparative Literature di Columbia University, Amerika
Serikat.
Edward W. Said
|
Selain Edward W.
Said, juga ada dua tokoh lainnya,
yakni: Homi K. Bhabha dan Gayatri C. Spivak (dari India), yang ketiganya
disebut sebagai ‘The Holy Trinity of Colonial Discourse Analysis’.
Homi K. Bhabha
|
Lahir 1949,
Mumbai, India. Mengajar di Harvard University (Amerika Serikat). Karya
utamanya, The Location of Culture.
Gayatri Chakravorty Spivak |
Lahir di Calcuta
India, 1942. Mengajar di Columbia University Amerika Serikat. Karyanya yang
terkenal: “Can the Subaltern Speak?".
Substansi teori
postkolonial adalah merupakan strategi teoretis dan kritis yang digunakan untuk
meneliti pelbagai kebudayaan yang ada di bekas koloni negara-negara jajahan
Barat, yang didasarkan pada fakta historis kolonialisme dan aneka dampak
negatif yang ditimbulkannya, misalnya dalam wujud eksploitasi, marginalisasi,
dan rasialisasi, beserta kemungkinan politik strategis jalan keluarnya. Jadi postcolonial itu
mengurusi soal dampaknya dari penjajahan terutama dampak negative kaya
eksploitasi, marginalisasi dan rasialisasi. Dan kadang kalau yang baik itu di
carikan pemecahan masalahnya atau solusinya gitu sih.
Lalu ada orientalisme apa itu, mahkluk apa lagi itu alien
kah ? jandi gini, orientalisme adalah faham yang dikembangkan oleh pemikiran
Barat, yang berisi tentang segala gagasan terkait dengan pembagian dunia
menjadi dua wilayah besar, yakni Timur dan Barat, di mana Timur cenderung dimaknai lebih rendah dibanding
Barat. Paham atau idelisme barat yang
berisi politik geografis antara barat dan timur, dan jelas barat lebih baik di
banding timur, yah namanya juga politik untuk menjajah. Siapa Pelaku Orientalisme ? Melibatkan
semua stake holder utama dalam
peradaban barat, misalnya filsuf atau ilmuwan di semua bidang, politikus,
penyair, dan lain sebagainya. Mantan kamu juga bisa jadi agen
spionasenya pelaku orientalisme lohh hehe.
Di tangan
para orientalis inilah, Timur
menjadi sebentuk panggung yang didirikan di hadapan Barat. Di sinilah repertoar
Barat dikukuhkan, dengan serangkaian oposisi binernya, yakni Barat adalah maju,
pintar hebat, dan superior,
sedangkan Timur adalah sebaliknya: dianggap
terbelakang, bodoh, inferior, dan
bahkan amat menjijikkan. Piye kalau kita di gituin bro ? Oleh karena itu label tentang ‘Timur’ yang cenderung negatif itu, bukanlah
suatu kenyataan yang asli dan alami. ‘Timur’ tidak ada begitu saja, seperti
halnya ‘Barat’. ‘Timur’ adalah diciptakan oleh
Barat.
Sebenarnya tujuan orientalisme itu apa sih ? Melestarikan politik penguasaan dan
penjajahan oleh Barat terhadap Timur, baik terkait dengan kekayaan alam,
kebudayaan, bahkan sampai pada kemanusiaannya. Melanjutkan cita-cita kolonisasi dengan jargon: glory, gold,
gospel (kejayaan,
kekayaan, keagamaan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar