Sabtu, 16 Februari 2013

Terusik


Derap langkah serasa memeking dikesunyian
Terdengar jelas dalam bathin yang lelah
Hujan tak kunjung tiba menetes
Negeriku yang haus akan sebuah pencarian
Berkelana menemukan kembali Ibu Pertiwi
Malam hingga malam dilalui hanya sepi terasa
Tak jua ada sosok dari sang Ibu Pertiwi
Dimana kau selalu pergi saat malam terbangun
Inikah yang kau maksud kenyamanan
Tapi terasa hambar bagi jiwa raga kami
Tanah ini………
Negeri ini……….
Mewariskan kemewahan idealism semu.
“Aku Ibu Pertiwi, selalu ada sejak kau membuka mata. Hingga berhari-hari kau meminum dan hidup dari air ditanah Ibu Pertiwi ini, aku ada di hati kau, dan karena itu kamu semestinya merenunginya. Tidaklah menutup mata dalam hidup di tanah Ibu Pertiwi.” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar