Derap langkah
serasa memeking dikesunyian
Terdengar jelas
dalam bathin yang lelah
Hujan tak
kunjung tiba menetes
Negeriku yang
haus akan sebuah pencarian
Berkelana menemukan
kembali Ibu Pertiwi
Malam hingga
malam dilalui hanya sepi terasa
Tak jua ada
sosok dari sang Ibu Pertiwi
Dimana kau selalu
pergi saat malam terbangun
Inikah yang
kau maksud kenyamanan
Tapi terasa
hambar bagi jiwa raga kami
Tanah ini………
Negeri ini……….
Mewariskan kemewahan
idealism semu.
“Aku Ibu
Pertiwi, selalu ada sejak kau membuka mata. Hingga berhari-hari kau meminum dan
hidup dari air ditanah Ibu Pertiwi ini, aku ada di hati kau, dan karena itu
kamu semestinya merenunginya. Tidaklah menutup mata dalam hidup di tanah Ibu Pertiwi.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar