Senin, 02 Maret 2015

Lembah Subuh Dalam Kesunyian


Pagi subuh sudah kenyang perut ini, ku tinggalkan mereka berdua terkapar di trotoar teras rumah. Berkendara di tengah sunyi sendiri, rasa was-was tersirat dalam hati namun tak ku biarkan itu menikam lebih lama, cukup ku acuhkan rasa was-was itu. Sambutan subuh dengan adzan yang merdu memecah keheningan subuh membangunkan malam yang sejenak lelap dalam pelukan mimpi. Namun aku terperanjat oleh rasa yang aneh melihat nenek bungkuk tua berjalan menyusuri jalan subuh menuju masjid dan aku masih berkendara berfikir ragu untuk untuk melangkahkan kaki lemah ini untuk merasakan sejuknya udara pagi aku pun malas melangkah sungguh ironi dalam diri.

Memang syiar yang terkuat adalah syiar dari perbuatan yang murni dan jernih akan ikhklas, jika aku terperanjat melihat nenek tua bungkuk bergegas berjalan menuju masjid dari pada aku yang disuruh pergi ke masjid oleh Ibu dan kakak saya di rumah yang melalui ceramah memang tak bisa dibandingkan kedua metode tersebut. Yang jelas perbuatan baik pasti akan menggugah siapapun dimanapun dan kapanpun walau yang melakukan itu hanyalah seorang nenek tua yang bungkuk jalannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar