Minggu, 06 November 2016

Naifnya Damar dalam Lukisannya

Ceritanya berawal dari kepeduliannya pada anak jalanan dan lingkungan kota yang acuh, lalu ketika berkesempatan memilih, ia lalu memilih mengikuti praktik lapangannya di sekolah luar biasa, entah mengapa ia berjumpa lagi dengan wajah yang diakrabinya saat berkonvoi mengitari jalanan kota untuk sekadar mengobrol bersama para tunawisma atau gelandangan, mungkin takdir atau arus kehidupan yang membawanya. Iya anak kecil yang ternyata memiliki keterbatasan atau disebut ‘down syindrome’, jelasnya saya tak paham bagaimana kronologinya hingga pada titik jenuhnya ia mengangkat tema tersebut menjadi objek penelitiannya dalam kajian keilmuan guna memenuhi kelulusan strata satu di sebuah kampus, down syindrome yang notabene adalah hal baru Karena basic keilmuannya adalah pendidikan dan seni, untuk psikologi tak terlalu banyak menyinggung soal down syindrome. Tetapi selalu ada pelajaran terhadap yang sudah dipilih maka hingga titik darah penghabisan pun ia sanggupi dan kerjakan hingga lulus atau di luluskan. Semenjak itu kurang lebih banyak perbincangan diantara kami menyinggung soal pendidikan anak dan khususnya yang berlatarkan hal-hal yang tak sekadar pelajaran hafalan tetapi pemahaman lebih lanjut yaitu analisis.

Dari semua itu mungkin ada sedikit penggambaran dari peristiwa berprosesnya untuk mencapai suatu titik tertentu yang ia tuju, lebih tepatnya saya mencuri sebuah sketsa dan saya modifikasi ke bentuk digital dan diakhiri dengan sentuhan warna-warni tak keruan. Mungkin bisa buat cover buku atau sekadar kenang-kenangan kelulusan yang di luluskan buatnya dari saya atau apapun itu bahwa berrproses itu telah menyipratkan secercah ide yang kemudian mewujud menjadi sebuah gambar berwarna yang mirip ilustrasi dari kata ‘bone-man’ dan ‘juxta-potition’ jika tidak salah seperti itu pendapat saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar