BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN_ Setiap anak memiliki keunikan yang berbeda-beda, impian dan bakat
yang beda pula, apakah mereka itu bodoh ? apakah mereka itu memiliki kelainan ?
seharusnya kita tahu bahwa mereka adalah anak-anak yang hanya butuh perhatian
penuh dari kedua orang tuanya, agar memiliki sebuah motivasi yang tinggi dalam
mengembangkan bakat-bakatnya tentunya, yang bisa dibilang bakat unik.
Orang
tua terkadang menganggap bahwa anak yang pintar matematika di sekolah dan patuh
pada orang tua adalah anak yang memiliki masa depan yang baik, namun itu hanyalah
sebuah pemerasan kehendak orang tua dan guru-guru terhadap anak dan
murid-muridnya agar memenuhi standar/batas minimal nilai yang di tentukan.
Terlihatlah
sudah bahwa kolotnya system pendidikan saat ini, yang hanya mementingkan
nilai-nilai semu dari pada mengembangkan bakat anak didik dan mencari solusi
tentang kesulitan belajar anak didik atau malah tidak sadar menggunakan metode
pembelajaran yang tidak memanusiakan manusia (seperti melatih hewan sirkus),
apakah ilmu mereka itu akan mendapatkan balasan pahala (amal jariah) kelak jika
seorang guru saja tak mengerti apa masalah belajar dari anak didiknya. Disamping
itu sungguh ironis bahwa kebanyakan sekarang guru itu ibarat musuh bagi para
anak didiknya, mengapa ? karena guru terlalu mudah mengajarkan ilmunya padahal
anak didik itu terlalu sulit untuk menerima ilmu itu dengan metode yang kolot
atau metode-metode yang monoton dan setiap anak itu unik ? maksudnya adalah setiap
anak memiliki pemahaman yang berbeda-beda terhadap penyampaian materi oleh
guru-gurunya. Orang tua adalah peran utama seorang anak akan menjadi manusia
seutuhnya nanti, perhatian dan kasih sayang sangatlah penting tanpa kedua unsure
tersebut hanya akan melayukan sebutir semangat anak yang menjadi motor pengerak
untuk bertahan hidup dan bersaing sesuai bakanya di dunia nyata kelak.
Berdasarkan
dari sumber (film Taree Zameen) yang aku lihat, bahwa masalah belajar dan
pembelajaran yang dihadapi adalah kurangnya perhatian, khususnya perhatian
orang tua terhadap kesulitan yang dirasakan & dihadapi oleh anak dalam
menulis dan membaca (seperti dalam film), dalam film tersebut sang ayah hanya
ingin tahu anak itu tidak nakal dan bisa naik kelas tetapi si ayah hanya bisa memarahi
dan mencaci anaknya tanpa memahami masalah si anak atau bahkan si ayah itu tak
tahu bagaimana rasanya menjadi anak yang di ejek dan malu karena tidak bisa membaca
dan menulis, sungguh ironis dan memperhatikan jika si ayah itu menganggap
anaknya itu seperti kuda perah tanpa peduli impian anaknya.
Ada
apa dengan guru, apakah guru itu pengantar si anak menuju kesuksesan atau malah
menuju kejatuhan abadi dengan metode kolotnya ? dari yang aku lihat di film ‘Taree
Zameen’ menggambarkan bahwa guru itu bukan mengajarkan disiplin atau ilmunya
tetapi mereka secara tidak langsung telah mengajarkan kebencian dan kekerasan
dengan cambuk penggarisnya atau coretan
tinta merah yang memenuhi buku tugas si anak dengan mencampakan apa pokok
masalah anak terhadap metode pembelajarannya, sudah benarkah si guru memberikan
materi ? menarikah cara penyampaian materi si guru ? tentu belum dengan
cara-cara biasa itu. Menjadikan pelajaran-pelajaran itu sebuah momok bagi para
siswanya, terlalu kaku kah pendidikan itu ?
Apakah
yang harus orang tua lakukan saat menghadapi anak dengan bakat dan impian yang
unik ? apakah yang harus dikatakan pada anak bila meraka mempunyai masalah ?
Pertama tentu maksimalkan perhatian orang tua terhadap anak-anak kita, jangan
samapai motivasi anak itu lenyap tanpa bekas karena kekeringan perhatian dan
kasih sayang orang tua. Curahkan semua senyum orang tua kepada anaknya agar tentram
lah hati si anak karena permasalahan belajarnya dan orang tua hanya perlu
mengatakan, mengutip dari film Taree Zameen “nak ayah menyayangi mu….jika ada
masalah datanglah kepada ayah……jika kau gagal dan terjatuh, jangan sedih ayah
akan selalu ada untuk mu”, kepedulian bisa menyembuhkan kesedihan dan
menentramkan hati. Begitulah yang seharusnya orang tua lakukan.
Metode
apakah yang tepat untuk mengajar ? bagaimana guru mengenali masalah-masalah
anak didiknya ? Sulit untuk menjadi seorang guru memang, jika seorang guru bisa
merasakan semua yang dirasakan anak didiknya mungkin akan lebih mudah. Pada dasarnya
perbedaan setiap anak didik lah tantangan bagi sang guru, mungkin saja satu
anak dengan anak lainya dalam proses penerimaan materi yang disampaikan oleh
guru itu ada yang cepat dan lambat, jelasnya buat lah suasana pembelajaran itu
sekondusif mungkin agar anak didik mersakan kepedulian guru maka secara
perlahan guru bisa memahami anak didiknya sendiri bahkan bisa menemukan bakat
terpendam dari anak didik yang di luar dugaan.
Jadi
kepedulian, perhatian dan memanusiakan manusia adalah kunci dari masalah
belajar dan pembelajaran yang dihadapi dunia pendidikan yang terlalu
mengedepankan nilai-nila semu tanpa ada penyeimbangan moral pendidikan, berikan
kami kebebasan berkarya maka kita akan taklukan dunia walau kita itu dianggap
aneh dan bodoh tapi kelak dengan bebas berkarya sesuai bakat kita akan tetap
memenangkan tantangan dalam hidup ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar