|
Itu sandal jepit yang diplastikin. |
Zaman depan saya menyimpan kantong-kantong plastic yang di
remas-remas hingga menjadi gumpalan, lalu gumpalan itu berjumlah puluhan,
ratusan dan ribuan, entah berapa lagi tak pernah kuhitung hingga satu kantung
itu penuh dengan gumpalan-gumpalan plastic, otak kanan pun menggumpal dan otak
kiri di remas-remas untuk menggumpal. Apakah ada kantong plastic yang berada di
dalam kantong plastic ? sungguh ini lucu dan pilu, apa kita bisa tertawa dan
terbahak untuk kantong-kantong itu atau plastic itu yang telah memilih kita
untuk terus ditertawakan dengan lawakan plastic yang menggumpal, menyumpal lalu
menggunung. Sampai rumah kita pun adalah gumpalan plastic, kasur empuk kita pun
gumpalan-gumpalan, darah kita menggumpal jadi plastic. Oh iya kita adalah yang
ditertawakan oleh mereka para penikmat, oleh gumpalan plastic yang selalu baru
karena hanya untuk satu kali pakai. Sudah saatnya kita membuat menu baru pada
café-café tempat nongkrong pemuda, menu baru yang berjudul nasi dari gumpalan
plastic, es dari gumpalan plastic. Lama-lama manusia punah karena pemudanya
mati terlalu kenyang memakan gumpalan plastic. Akhirnya penduduk bumi itu
adalah para gumpalan plastic. Selamat atas kemenangan dari invasi gumpalan
plastic, selamat datang peradapan
plastic.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar