Zaman masih mencari apa itu mengerti diri sendiri, sekarang juga masih sih hehe. . . |
Hah jadi ngelantur begini, sebab ini memang pesan pelantur
diri dari hal-hal yang stagnan. Kini lukisan itu telah hilang sebab saya tak
menyimpannya. Namun semua kenangannya ada dalam jiwa ini yang kasatmata namun
ingin mewujud, ingin merasakan sakitnya berekspresi dalam dunia kebendaan.
Selamatkan masa atau zaman nyubi setelah anda bisa berkembang dan bertambah
agak gendut, karena terlalu banayak menelan benda-benada lezat.
Sesuatu hal yang kita pelajari adalah merupakan hal yang
ingin kita ulik hingga menjadi sebuah kenyataan dalam bermasyarakat, entah itu
pengakuan, profit, bahkan menjadi charisma untuk di hormati. Namun sejatinya
ekspresi jiwa dalam mempelajari ilmu yang lebih menjadi tolak ukur diri agar
jiwa ini tak beku karena risau memikirkan hal-hal artifsial seperti yang saya
sebutkan tadi. Kelakuannya sekarang bahwa belajar dengan berpendidikan kita
bisa menghasilkan uang yang banyak entah dengan menipu dan mendobos ala
orang-orang yang menawarkan produk, mengamalkan ilmunya dengan tujuan menipu,
banyak juga yang mengandalkan ilmunya untuk membodohi rakyat kecil. Belajarlah
untuk memang menyerap ilmunya bukan karena ingin kebahagiaan artificial saja,
memang kita butuh makan tetapi apakah kita hanya untuk makan ? entahlah besok
lusa juga kita masih akan memakan hal yang sama namun dengan perjuangan yang
berbeda-beda, dengann segenap ilmu yang telah kita ulik dan kita terapkan untuk
menjadi manusia yang bisa memanusia.
Saya sangat sulit memahami tiap kosa kata kosa kata yang terhubung disetiap kalimat pada artikel diatas..
BalasHapuslima tahun lagi tulisan ini akan bisa dimengerti dan enak di baca, tunggu saja jika kalau mau nunggu hahaha. . .
Hapus