Senin, 30 Mei 2016

Pemuda bodoh di negeri kaya

Saat itu aku berbincang dengan hipo.
Hiduplah pemuda bodoh di negeri nan kaya, ia adalah seorang yang peragu namun ia tahu kenapa menjadi peragu sebab ketika ragu maka akan muncul sebuah pertanyaan-pertanyaan yang mencoba dipikirkan walau pemuda itu bodoh tetapi ia berfikir kenapa dan bagaimana ia bisa ragu. Keraguannya terhadap cinta, terhadap pemaknaan seseorang tentang cinta yang masih terbelenggu segumpal besi yang mengeras dari yang cair. Pemuda bodoh lalu juga peragu, ia sudah memberikan segalanya dan untuk seseorang ia mampu bersabar, walau ia tahu sabar saja hanya akan menghasilkan ketidak mungkinan dan itu adalah sebuah keniscayaan bagi peragu yang bodoh namun sanggup berfikir. Katanya ia memiliki sebuah kelebihan untuk memulai semua ini, sebuah modal untuk terus mengasihi. Matanya tidak polos lagi semenjak ia mengenal yang di kasihinya, ia mulai beranjak menjadi seseorang yang bersikap dan berani untuk mengungkap bahwa semua itu adalah masalah yang sama dengan apa yang jua dialami oleh orang lain di bumi ini.
Materialistic dan artificial adalah sesuatu dewa yang terbarukan. Apakah pemuda itu sudah mati kini ? entahlah suatu pulau mungkin jadi tempat ia pensiun muda, karena ia pemuda.

Banyak pulau di negeri ini boleh kah pemuda itu memiliki satu pulau kecil untuk ia menyepi dan bernaung dari panasnya matahari kota, riungnya panggung pejabat kota, bisingnya industry perkotaan dan berlindung dari teriknya orang-orang kota. Sudah adakah orang-orang yang menjual pulau tersebut dengan harga murah atau adakah yang mau membagi pulaunya untuk pemuda bodoh ini ? mungkin perlukah dipersyaratkan agar pemuda ini bisa pensiun muda ? entah itu kata yang mudah diucapkan namun kadang menjadi pertanyaan yang mengada-ada. Mungkin perlu membuat pulau sendiri dari uang-uang pejabat yang banyak itu, uang yang berasal dari pemuda bodoh seluruh negeri yang pejabat gunakan untuk keliling dunia sendirian saja tanpa ada maksud mengajak para pemuda bodoh namun bisa berpfikir. Pemuda kok pensiun muda sih ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar