Dunia, dimata lelaki dan wanita pun sudah berbeda. Ketika
lelaki memiliki dunianya sendiri maka bisa saja dunia itu tidak pernah berubah
hanya ada satu nama dalam hatinya, mungkin tepatnya yaitu hanya ada satu wanita
yang terus ia harapkan hingga waktu dimana itu benar-benar tejadi. Sehingga ada
sebagian kalangan wanita yang menjadi korban dari keriangan dunia lelaki
tersebut, dunia itu terlalu riang hanya untuk mendalami satu wanita yang dulu
sampai sekarang ia impikan tanpa bisa direalisaikan karena untuk sekadar
berkata suka itu tak diberi kesempatan oleh sang waktu. Pada akhirnya lelaki
tersebut hanya mendapatkan sebuah kehampaan dalam dirinya tenggelam dalam
sanubari masa lalu dan kini yang tak pernah ingin dirubahnya. Lelaki tersebut
hanya mendapat sisa-sisa kebahagiaan dalam hidup ini, hingga ia mampu
terbangun dari keriangan dunianya.
Wanita pun telah terlalu lemah ketika seribu tanda telah ia
kirimkan melalui malaikat pengantar pesan. Kotak pesan telah penuh dan
berceceran ke lantai tanah, namun tetap saja lelaki itu tak menyadarinya. Bukan
tidak menyadarinya namun memang lelaki memiliki jalur pemikiran yang berbeda
dengan wanita. Bahkan setiap manusia memiliki jalan pikiran masing-masing, tak
berjalan dalam satu kabel namun memiliki kabel masing-masing. Lalu ketika
wanita hanya bisa menangis setelah kemampuan terbaiknya yaitu memberikan tanda
dan jejak yang tak pernah di tafsirkan oleh lelaki, disini bisa menjadi sebuah
tragedi, memang tak perlu menyalahkan satu sama lain karena tak ada yang benar
dan salah dalam hal ini, ini hanya soal hati yang tak bisa di baca oleh siapa
pun walau telah kita ungkap bersama dalam sebuah kata dalam sebentuk kata
‘cinta’ itu tak cukup mewakili keterbungkaman wanita dengan tanda-tandanya dan
keriangana dunia lelaki yang berisi wanita masa lalunya. Hal terbaik yang
dilakukan setelah semua ini terjadi adalah biarkan saja menjadi aliran air baru
yang mengalir kearah yang baru, mencari sepercik kerinduan baru walau aliran
itu hanya sebesar telunjuk jari manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar